Selasa, 29 April 2008

Manajemen dengan Sentuhan Humaniora - 1

Mulai diterapkannya sistem perdagangan bebas membuat dunia bisnis semakin mengglobal. Persaingan yang muncul sudah demikian ketat karena factor perubahan yang terjadi semakin susah untuk diramalkan. Bagi suatu perusahaan yang ‘market oriented” mulai menyadari bahwa faktor perubahan tersebut merupakan salah satu faktor penentu dalam pengambilan keputusan. Konsep ‘konvensional marketing’ mulai ditinggalkan dan saling berlomba untuk menerapkan ‘modern marketing’ agar dapat bertahan ditengah persaingan bisnis yang tidak menentu arah kecenderungannya. Istilah value, change, marketing mix, brand image, satisfaction dan beberapa istilah lainnya mulai menjadi bagian penting yang bergaris merah untukmenjalankan bisnisnya. Konsep tersebut dapat dikatakan mengacu pada ‘customer satisfaction’ yang akhirnya bermuara pada ‘customer relationship’. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa customer sebagai manusia individu benar-benar dihargai untuk bebas menentukan pilihannya sendiri sesuai dengan kepuasan yang diperoleh.


Adanya perubahan yang mendasar pada pola pikir konsumen ini menuntut suatu perusahaan untuk mengalokasikan anggaran biaya demi keperluan penelitian tingkah laku dan keinginan konsumen yang semakin susah ditebak. Produk dan jasa yang dilempar ke pasaran telah mengalami diversivikasi sedemikian rupa dalam suatu “ergonomic packaging” hanya untuk memanjakan konsumen. Tapi apakah semua itu menjamin sebuah perusahaan dapat bertahan ?

Pada dasarnya ada dua konsep ‘satisfaction’ yang perlu diterapkan secara seimbang yaitu pelanggan (external satisfaction) dan pekerja (internal satisfaction). Pada kenyataanya sering dijumpai hanya external satisfaction yang diperhatikan oleh perusahaan sedangkan secara internal mendapatkan porsi yang kurang atau bahkan terlupakan. Perusahaan sebagai suatu organisasi kadang tanpa disadari dapat terperangkap dalam model feodalisme dengan pola manajemen yang kaku dan ortodoks yaitu dengan menempatkan seseorang berdasarkan hirarki struktural. Pola semacam inilah yang sering melahirkan sifat kesewenangan dan arogan yang secara tidak langsung dapat mematikan daya kreatifitas dan inovasi struktur yang berada dibawahnya karena pengambilan keputusan lebih banyak bersifat satu arah. Model manajemen seperti ini boleh dikata akan menghasilkan struktur organisasi atau perusahaan yang sangat rapuh dan gampang roboh.

Internal satisfaction erat kaitannya dengan perusahaan sebagai suatu organisasi dimana unsur-unsur penyusunnya adalah sekumpulan manusia yang berbeda satu sama lain, tapi mempunyai sifat dasar yang relatif sama dipandang dari segi manusia seutuhnya. Pendekatan yang perlu dilakukan dalam proses pemberdayaannya sangat berbeda jauh dengan pengelolaan di bidang teknologi dan infrastuktur. Manusia adalah mahluk yang mempunyai dimensi perasaan, sehingga konsep humanisme sangat penting untuk diperhatikan dalam masalah ini.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini  Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Manajemen dengan Sentuhan Humaniora - 2
  2. Manusia, Interaksi dan Perkembangannya - 3
  3. Manusia, Interaksi dan Perkembangannya - 2
  4. Manusia. Interaksi dan Perkembangannya - 1