Kamis, 24 April 2008

lima sunyi ditanah bising

(ode buat para penguasakoe …………)
desah lengkung keringat ini sudah menghitam
bagi batas cakrawala merah tafakurkoe
yang mulai membatu;
penguasa,
sunyi telah terasa dalam putihnya kecambah nalurikoe
‘tuk menghantam benang kusut kebisingan di tanah koeberpijak ini,
meski cuma dengan satu detik kesabaran burung nazar yang munafik;
keharuman tanahkoe kini sedang terbalut wanginya bangkai janji-janji
dari manusia yang telah gila dalam kewarasannya;
layar opera di tanahkoe telah kusam oleh teriak bisikan penonton
yang merasa kecewa dengan keindahan lakon peran utama;

penguasa, kesumyiankoe tidak sendiri
kesendiriankoe tidaklah sunyi,,
kesunyiankoe dalam benderangnya surya yang terbias oleh beningnya air mata jelata, tak ‘kan pernah tersentuh oleh kekeruhan mata hatimu,
rajut sulaman kain bendera di tanahkoe kini telah terurai kusut oleh kebengisan mulut suci yang terselingkuh dengan keserakahan
kesunyian di tanahkoe, bukanlah kesunyian gendang pendengaranmoe yang telah menggelembung oleh liur kedustaan panji-panji golonganmu,
penguasa, kesunyiankoe adalah kesunyian lima majapahit yang telah tertelan oleh kemaksiatan sujud para sengkunimu,
riak lautkoe telah sunyi,
teduh hutankoe telah sepi tertebus oleh tenggelamnya sumpah palapa dalam kedangkalan otakmoe,
kemilau keemasan mahkota sang pertiwi kini memerah dalam cenkeraman tangan-tangan busuk yang terlilit nadi kemelaratan jelata,
penguasa kesunyiankoe adalah kesunyian lima sriwijaya yang telah terjalin oleh ketajaman matamu yang yang terbungkus dalam kebutaan hatimu,
gemulai sang serimpi kini telah rancak, mengikuti alunan kesombongan jejak langkahmu dalam melintasi impian ‘tuk menjadi titisan dewata,
hembusan angin mamiri tiada lagi sepoi terlindas dengus erotis kenafsuan nafasmu dalam mencicipi putihnya darah kenestapaan jelata,
akoe merasa sunyi,
jelatakoe terasa sunyi,
penguasa kesunyiankoe adalah kesunyian lima tarumanegara yang terpatri dalam kealimanmu sebagai si pendurhaka sang ibu,
rahim jelata telah mengering,
tersayat kepolosan birahimu menyetubuhi sang bumi,
hingga semuanya terdiam dalam keheningan caci maki,
lalu sunyi ……..
tapi engkau tuli !
penguasa kesunyiankoe adalah kesunyian lima patung asmat yang kini tergores pengingkaran celoteh kesakralan ikrar hati bernuansa kitab suci,
ludahmu adalah pembersih sang penagih janji meski teriring merdunya senandung tepisan para liliputmu,
berdosakah kesunyiankoe, bila sang jelata juga merasa sunyi menatap kekerdilan jiwa raksasamu,
penguasa kesunyiankoe adalah kensunyian lima pendawa,
kesunyian jelata adalah kesunyian lima kurusetra
sunyi yang melibas angkara murka
sunyi yang menguliti wajah si rahwana
sunyi yang mengorek pendengaran si durhaka
sunyi yang menyentak si penguasa
penguasa,………..
berdosakah kesunyiankoe, bila sang jelata juga merasa sunyi menatap kekerdilan jiwa raksasamu,
pasar minggoe,
mei, doea riboe tiga
de moi la criticoira
delapan jam empat puluh puluh lima menit, tujuh belas detik,

akoe,

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini  Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. ketika reformasi di negeri ini telah terhenti