Jumat, 09 Januari 2009

Ketika Celoteh Itu Sekian Lama Menghilang ……

....entah kenapa celoteh anak negeri itu tiba-tiba saja bisa menghilang
menghilanglah karena memang benar sang celoteh telah menghilang
menghilang dalam batas tepi riuhnya nada-nada sumbang si pendurjana jelata
menghilang saat celoteh itu telah mulai merajut untaian kata bagi sang jelata
ataukah sang celoteh telah berada dalam ayunan pendulum antara ada dan tiada
mungkinkah sang celoteh merasakan kebisingan acapela janji kepada jelata yang dinyanyikan oleh para pembual
celoteh itu memang sudah sekian lama menghilang
....entah kenapa celoteh anak negeri itu tiba-tiba saja bisa menghilang


tidak semestinya celoteh itu menghilang begitu saja tidak berbekas dihamparan pertiwi yang sedang bergemuruh oleh gempitanya parade si pembual janji
tak seharusnya celoteh itu lenyap bagai tertiup angin disaat sang jelata memimpikan belaian angin perubahan bagi sang pertiwi
tapi celoteh itu memang sudah sekian lama menghilang
hilang tak berbekas
....entah kenapa celoteh anak negeri itu tiba-tiba saja bisa menghilang

celoteh itu memang harus tetap ada
celoteh itu sudah seharusnya diteriakkan kembali secara lebih lantang
agar janji-janji si pembual tidak meninabobokkan hati sang jelata
agar nyanyian-nyanyian sumbang dapat lebih diselaraskan dalam harmonisasi ayunan pendulum sang pertiwi
meski celoteh tetap dianggap celoteh
celoteh itu memang harus tetap ada, karena memang masih ada

celoteh itu masih ada dan akan tetap ada dari seorang anak negeri meski sempat sekian lama menghilang
celoteh yang akan terus disuarakan ke seluruh negeri dan seantero bumi, meski celoteh itu gemanya tersamarkan oleh timbunan kamuflase senandung sang pembual
suara yang terus dicelotehkan oleh seorang anak negeri untuk keselarasan nyanyian sang jelata yang sedang merindukan harmonisnya senandung pertiwi

ketika sang waktu telah menjadi sebuah makna
celoteh itu telah disuarakan lagi
suara itu telah dicelotehkan kembali oleh seorang anak negeri
celoteh yang sudah sekian lama menghilang
celoteh itu masih ada, karena memang masih ada

depok, lima januari dua ribu lima
empat puluh tiga menit lima detik
’de voise counte


Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. lima sunyi di tanah bising
  2. ketika reformasi di negeri ini telah terhenti