Kamis, 29 Januari 2009

Harga BBM …. Diturunkan … Diturunkan … Diturunkan


Judul tulisan ini sebagian dikutip dari sebuah iklan kampanye partai politik yang akhir-akhir ini sering muncul di media televisi. Penayangan iklan kampanye tersebut tentu saja memunculkan berbagai macam tanggapan antara pro dan kontra dari berbagai kalangan. Kalangan yang pro berpendapat bahwa kebijakan penurunan harga BBM itu merupakan salah satu bentuk kepedulian pemimpin negeri terhadap rakyatnya, sedangkan kalangan yang kontra berpendapat bahwa kebijakan tersebut salah satu bentuk ”manuver” politik pemimpin negeri ini untuk meraih simpati rakyat agar dapat terpilih kembali pada periode berikutnya.

Dalam kerangka demokrasi, pro dan kontranya sebuah pendapat terhadap sebuah kebijakan merupakan hal yang sah. Tapi jika masing-masing pendapat tersebut memiliki muatan politis demi kepentingan sebuah golongan, maka pendapat-pendapat tersebut dapat dikatakan sebagai ”manuver” politis yang membohongi rakyat.


Terkait dengan kebijakan penurunan harga BBM, jika dilihat dari satu sisi maka secara fair kita harus mengakui bahwa kebijakan tersebut pasti memiliki dampak terhadap rakyat negeri ini meskipun sebelumnya kehidupan rakyat nyaris ”babak belur” oleh kenaikan harga BBM. Secara realita harga BBM memang turun bahkan sampai tiga kali tapi mengapa keadaan ini tidak membuat harga-harga kebutuhan hidup rakyat mengalami penurunan yang seimbang? Tapi janganlah penurunan harga BBM dijadikan sebuah parameter dan indikator dalam mengukur keberhasilan para pemimpin negeri ini dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya, karena masih banyak dimensi lain yang masih terabaikan untuk memperbaiki nasib rakyat.

Kebijakan penurunan harga BBM sampai tiga kali merupakan sebuah keputusan yang cukup fantastis dan sudah pasti menimbulkan tanda tanya. Dikatakan fantastis karena keputusan tersebut dikeluarkan oleh para pengambil kebijakan di negeri ini dalam waktu yang relatif singkat. Namun kebijakan tersebut juga menimbulkan tanda tanya, karena keputusan kenaikan dan penurunan harga BBM tersebut justru dikeluarkan pada saat negeri ini hendak melaksanakan pesta demokrasi.

Dalam suasana euforia kampanye partai politik seperti saat ini, penurunan harga BBM akan sangat mudah dijadikan konsumsi politik bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan di dalamnya. Sedangkan bagi sebagian besar rakyat di negeri ini yang terpenting bukanlah realita penurunan harga BBM sampai tiga kali tersebut tetapi realita peningkatan kesejahteraan mereka yang tidak terbungkus oleh kemasan ”konsumsi” politik.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Memilih Politikus "Dalam Karung"
  2. Politikus Di Negeri Ini Mendadak Ingin Jadi Selebriti
  3. Politik Hitung Dagang
  4. Kampanye Politik Bertumbal Rakyat
  5. Iklan Kampanye
  6. Politikus Kutu Loncat
  7. Bolehkah Akoe Mencalonkan Diri Sebagai Presiden?
  8. Kembalikan Tahta Kedaulatan Negeri-koe Kepada Rakyat
  9. Semoga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Masih Punya Nyali ....
  10. Saat Ini, Negeri-koe Butuh Seorang Pemimpin Bukan Seorang Presiden
  11. Musim Partai dan Partai Semusim di Negeri-koe
  12. Jelang Pemilu, di Negeri-koe Banyak Orang Peduli Rakyat
  13. Demonstrasi Tanpa Anarkisme
  14. My Country is Too Many Misteries
  15. Benarkah Korupsi Sudah Menjadi Sebuah Industri Baru di Negeri Ini ?
  16. Make Indonesia to Peaceful !!!
  17. lima sunyi ditanah bising
  18. ketika reformasi di negeri ini telah terhenti