Kamis, 03 Juli 2008

Jelang Pemilu, di Negeri-koe Banyak Orang Peduli Rakyat

ada pemilu rakyat didekati ....
tidak ada pemilu rakyat dijauhi ....

Sepenggal kalimat diatas merupakan sebuah ungkapan yang barangkali lebih tepat untuk menggambarkan siklus fenomena yang terjadi di negeri-koe ini setiap periode lima tahunan yaitu pemilu. Kepedulian terhadap rakyat adalah “produk” yang paling sering dijual oleh para pihak-pihak yang memiliki kepentingan agar dapat memenangkan pesta lima tahunan tersebut. Sebuah kenyataan yang sebenarnya terkandung wanginya kemunafikan dari pihak-pihak tersebut, karena bagaimana akan memahami makna kepedulian terhadap rakyat kalau mereka tidak mau mengerti terhadap beban penderitaan rakyat yang selama ini dialaminya.


Para pihak yang memiliki kepentingan, seakan-akan sudah tidak memiliki rasa malu untuk menjadi para “penjilat rakyat” setiap menjelang pemilu. Bagaimanapun juga rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi di negeri-koe ini (realita yang hampir tidak pernah disosialisasikan kepada rakyat), sehingga tidaklah mengherankan jika menjelang pemilu banyak pihak berlomba-lomba untuk “mengabdikan diri” kepada rakyat dan siap “melayani” rakyat. Sungguh suatu permainan sandiwara yang dapat dikatakan “menggelikan” tapi berakhir dengan “mengharukan”.

Menggelikan, karena kita disuguhi dengan permainan para ‘badut” yang mencoba menghayati perannya tetapi aktingnya masih amatiran, sehingga adegan demi adegan yang dimainkannya lebih mirip dengan serangkaian episode “dagelan”. Lebih menggelikan lagi, karena sekarang mulai bermunculan iklan-iklan di televisi yang menampilkan pemain-pemain tunggal yang secara mendadak begitu peduli terhadap rakyat, padahal sebelumnya ......

Mengharukan, karena rangkaian cerita tersebut selalu berakhir dengan “pengkhianatan” terhadap rakyat yang biasanya berujung pada penderitaan. Lebih mengharukan lagi, saat otonomi daerah sekarang ini dimana negeri-koe sedang terjadi “booming” pilkada, maka “produk” kepedulian terhadap rakyat semakin laku pula untuk dijual tentu saja dengan orientasi yang sangat klise seperti telah diungkapkan di atas.

Pemilu/pilkada adalah mutlak untuk dilakukan oleh negeri-koe yang sedang belajar demokrasi, bukan untuk belajar akting dan sandiwara .....

Rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi di negeri-koe ini yang memang seharusnya “dilayani” dan disejahterakan oleh siapapun pihak pemenang pemilu/pilkada ... forever.

Anda menyukai artikel ini, silakan klik tombol oranye ini Subscribe in a reader

Artikel Terkait :

  1. Demonstrasi Tanpa Anarkisme
  2. My Country is Too Many Misteries
  3. Benarkah Korupsi Sudah Menjadi Sebuah Industri Baru di Negeri Ini ?
  4. Make Indonesia to Peaceful !!!
  5. lima sunyi ditanah bising
  6. ketika reformasi di negeri ini telah terhenti
  7. Manusia. Interaksi dan Perkembangannya - 1