
Masa menjelang Pemilu di negerikoe adalah saat-saat yang “membahagiakan” sekaligus menyedihkan bagi rakyat. Kondisi tersebut seperti pisau bermata dua yang tidak memiliki pilihan yang mengenakkan bagi rakyat di negeri ini. “Membahagiakan”, karena pada masa tersebut rakyat adalah seperti “anak emas” yang diperebutkan dan dimanjakan oleh semua partai politik di negeri ini dengan janji-janji manisnya. Menyedihkan, karena pada masa tersebut rakyat selalu dijadikan “tumbal” oleh partai-partai politik untuk melampiaskan “syahwat” duniawinya.
Pengertian dasar dari tumbal itu sendiri adalah sesuatu (yang memiliki jiwa) yang dikorbankan secara rutin berdasarkan periode waktu tertentu untuk meraih sebuah “kemenangan”. Di negerikoe tumbal para partai politik pada saat menjelang Pemilu itu “bernama” rakyat. Para politikus di negeri ini sepertinya tidak memperdulikan berapa banyak uang yang dikeluarkan agar dapat “menjerat” rakyat untuk dijadikan tumbalnya, karena dengan tumbal tersebut mereka sangat meyakini dapat memperoleh kekayaan, kekuasaan, kejayaan yang berlipat ganda nantinya.
Pengertian dasar dari tumbal itu sendiri adalah sesuatu (yang memiliki jiwa) yang dikorbankan secara rutin berdasarkan periode waktu tertentu untuk meraih sebuah “kemenangan”. Di negerikoe tumbal para partai politik pada saat menjelang Pemilu itu “bernama” rakyat. Para politikus di negeri ini sepertinya tidak memperdulikan berapa banyak uang yang dikeluarkan agar dapat “menjerat” rakyat untuk dijadikan tumbalnya, karena dengan tumbal tersebut mereka sangat meyakini dapat memperoleh kekayaan, kekuasaan, kejayaan yang berlipat ganda nantinya.